Sabtu, 10 Januari 2009

tRagedIii







Palestina Vs Israel

December 31st, 2008 ·

Jakarta - Serangan udara yang dilancarkan Israel ke jalur Gaza masih berlangsung. Hingga hari keempat, lebih dari 375 warga sipil Palestina tewas.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan, serangan udara itu adalah hanya sebuah awal dari kebijakan pemerintahannya. “Ini awal dari sebuah operasi,” ujarnya kepada Presiden Israel Simon Peres pada rapat kabinet seperti dilansir CNN, Rabu (31/12/2008).

Militer Israel mengatakan serangan itu hanya untuk membalas serangan kelompok militan Hamas yang selama ini menyerang sebagian wilayah Israel. Menurut mereka, sejak Senin 29 Desember, para pejuang Hamas di Gaza telah melancarkan lebih dari 180 roket ke wilayah selatan Israel.

Sementara itu Sekjen PBB Ban Ki-moon telah memanggil Israel dan Palestina untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di jalur Gaza sejak. PBB juga akan memberi hukuman kepada dua belah pihak yang sedang berseteru tersebut.

“Hamas dengan serangan roketnya dan Israel dengan serangan balasannya,” katanya.

Tanggal 8 Desember 1987 telah menjadi hari bersejarah bagi perjuangan Palestina. Dimana pada saat itu menjelma sebuah gerakan perlawanan yang menjadi ruh dan satu kesatuan gerakan total bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebuah gerakan pembebasan yang memunculkan keinginan untuk bangkit atas ketidakadilan dan segala bentuk kedholiman yang dilakukan penjajah israel, yaitu lahirnya gerakan Intifadhah.

Gerakan intifadhah ini telah mengobarkan asa yang begitu mendalam. Melahirkan ribuan syuhada yang rela mati demi tanah dan dinul islam. Tak terhitung tokoh yang telah menggoreskan tinta emas dalam sejarah intifadhah ini. Sebut saja Imad Aqil, yang tentara Israel harus mengepung dan membunuhnya menggunakan panser dan helikopter. Yahya Ayyash, sang insinyur yang disebut israel sebagai musuh nomor satu. Syaikh Ahmad Yassin, penggerak perjuangan yang sangat kharismatik dari atas kursi roda. Dan masih banyak lagi lainnya.Bahkan kini terdapat jutaan pejuang-pejuang muda yang tumbuh menggantikan mereka.

Dua puluh tahun lamanya, semenjak intifadhah pertama kali dikumandangkan seolah baru kemarin gaungnya kita dengar. Semangat dan geloranya terasa lekat kian membahana. Menjadi momentum tersendiri dalam menyemarakkan asa bagi generasi muda. Darinya muncul kesadaran berada dalam satu ukhuwah dan satu ikatan. Dan melaluinya pula hadir keinginan untuk merasakan kepedihan saudara kita yang seiman walaupun jauh di Palestina sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar